Subscribe

RSS Feed (xml)



Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selasa, 09 Maret 2010

"Anakku Inilah cinta inilah ikhlas"



Anakku…, Inilah Cinta, inilah Ikhlas.

Rasulullah saw. bersabda, “Ingatlah bahwa dalam tubuh ada segumpal daging,

jika baik maka seluruh tubuhnya baik; dan jika buruk maka seluruhnya buruk.

Ingatlah bahwa segumpul daging itu adalah hati.” (Muttafaqun ‘alaihi).

"Bisa saya melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh

kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka

selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan

nafasnya. dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar

jendela rumah sakit. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga!!!!
Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi

seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang

tampak aneh dan kurang menarik. Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang

ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu, yang tak mampu

menahan tangisnya. Sang ibu tahu hidup anak lelakinya itu kurang

meggembirakan Anak lelakinya itu terisak-isak berkata, "Seorang anak laki-

laki besar mengejekku. Katanya, "aku ini makhluk aneh."

Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Ia pun

disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang

musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan,

"Bukankah nantinya kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?" Namun dalam

hati ibu merasa kasihan dengannya. Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu

dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuk anaknya. "Saya

yakin saya mampu memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada

seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter.

Kemudian, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan

telinga dan mendonorkan untuk anaknya. Beberapa bulan sudah berlalu. Dan

tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya, "Nak, seseorang yang tak

ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus

segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini

sangatlah rahasia." kata sang ayah. Operasi berjalan dengan sukses. Seorang

lelaki baru pun lahir dengan cukup sempurna. Bakat musiknya yang hebat itu

berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari

sekolahnya.

Beberapa tahun kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat.

Ia menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia

mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar namun aku

sama sekali belum membalas kebaikannya." Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau

takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu."

Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum

saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."

Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia.

Suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. Di hari itu ayah

dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja

meninggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah

istrinya yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga

tampaklah.........bahwa sang ibu tidak memiliki telinga. "Ibumu pernah

berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik sang

ayah. "Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit

kecantikannya, bukan? "

Sahabat……Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun

di dalam hati. Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa

terlihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat . Cinta yang sejati tidak

terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada apa yang

telah dikerjakan namun tidak diketahui. Subhaanallah, Betapa dahsyatnya

karya dan pekerjaan orang-orang yang ikhlas.

Ciri-Ciri Orang Yang Ikhlas
Orang-orang yang ikhlas memiliki ciri yang bisa dilihat, diantaranya:

1. Senantiasa beramal dan bersungguh-sungguh dalam beramal, baik dalam

keadaan sendiri atau bersama orang banyak, baik ada pujian ataupun celaan.

Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, “Orang yang riya (lawan dari ikhlas)

memiliki beberapa ciri; malas jika sendirian dan rajin jika di hadapan

banyak orang. Semakin bergairah dalam beramal jika dipuji dan semakin

berkurang jika dicela.”

2. Terjaga dari segala yang diharamkan Allah, baik dalam keadaan bersama

manusia atau jauh dari mereka. Disebutkan dalam hadits, “Aku beritahukan

bahwa ada suatu kaum dari umatku datang di hari kiamat dengan kebaikan

seperti Gunung Tihamah yang putih, tetapi Allah menjadikannya seperti debu-

debu yang beterbangan. Mereka adalah saudara-saudara kamu, dan kulitnya sama

dengan kamu, melakukan ibadah malam seperti kamu. Tetapi mereka adalah kaum

yang jika sendiri melanggar yang diharamkan Allah.” (HR Ibnu Majah)

Tujuan yang hendak dicapai orang yang ikhlas adalah ridha Allah, bukan ridha

manusia. Sehingga, mereka senantiasa memperbaiki diri dan terus beramal,

baik dalam kondisi sendiri atau ramai, dilihat orang atau tidak, mendapat

pujian atau celaan. Karena mereka yakin Allah Maha melihat setiap amal baik

dan buruk sekecil apapun.

3. Dalam dakwah, akan terlihat bahwa seorang dai yang ikhlas akan merasa

senang jika kebaikan terealisasi di tangan saudaranya sesama dai,

sebagaimana dia juga merasa senang jika terlaksana oleh tangannya. Para dai

yang ikhlas akan menyadari kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu

mereka senantiasa membangun amal jama’i (kebersamaa) dalam dakwahnya.

Senantiasa menghidupkan syuro dan mengokohkan perangkat dan sistem dakwah.

Berdakwah untuk kemuliaan Islam dan umat Islam, bukan untuk meraih

popularitas dan membesarkan diri atau lembaganya semata.

Mari Kita Abadikan Yang Tersisa dengan Keikhlasan bersama Rumah Yatim

Indonesia dan Lihatlah Karya Besar Yang Akan Kita Lihat Bersama Di Suatu

Saat Nanti, Insya Allah. Kita memang belum pernah tatap muka tapi yakinlah

bahwa hati-hati kita telah dipersatukan oleh Allah di Lembaga Yang Sederhana

ini, Sabar dan terus memproses diri untuk sebuah Misi yang Wajib kita emban

bersama yaitu “ Rahmatan Lil ‘Alamin “
dari berbagai sumber
Read More..