Subscribe

RSS Feed (xml)



Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Senin, 19 Januari 2009

SEBUAH PERSAHABATAN

Salah satu hal yang paling saya syukuri dalam hidup ini adalah memiliki begitu banyak sahabat. Mungkin terkesan amat klise namun ijinkanlah saya berbagai cerita tentang pengaruh para sahabat saya. Mereka tidak hanya membuat saya makin baik dari hari ke hari tetapi senantiasa menyemangati saya ketika saya sedang patah semangat.

Terilhami dari lirik Nasyid Persahabatan yagng dinyanyikan apik oleh Saujana…………satu kejadian yang akan tetap tersimpan dalam hati tentang sebuah persahabatan …..Insyaalloh……dua dari saudaraku saya yakin jika membaca tulisan ini akan tau siapa yang ditunjuk……..dia dan ia….ehm…kok jadi rahasia gini ya…….Ya…sebuah persahabatan itu indah,…ada kepercayaan, melintasi garis logika, bertukar I……………D……………., atau lain sebagainya……..sebagian orang mengatakan jelek atau bagaimanapun….tapi kita yang tau……melarang kita bersahabat……..tidak mungkin apalagi memutuskan tali silaturahim,….Saya hanya tau satu kata:

Berbahagyalah….jika sahabat kita mulai resah ketika kita mulai memperluas persahabatan kita dengan teman yang baru “Bukan Berarti Kita Penghianat, yang Seenaknya Meninggalkan Sahabat Lama”…tapi tulus bersahabat ….sekali lagi berbahagyalah….Berarti IA TAKUT KEHILANGAN KITA…dan dia benar-benar takut kehilangan kita dan menganggap kita adalah sahabat sejatinya

Album : Saujana
Munsyid : Saujana

Kau bagaikan tebing
Seringkali dipukul badai
Kurela menjadi aur
Kita saling memerlukan

Susah senang kita hadapi
Demi cita dan perjuangan
Rintangan yang menghalang kita
Tempuh dengan kesabaran

Mari kita bersatu
Kukuhkan persahabatan
Untuk masa hadapan
Yang lebih bercahaya

Kita insan biasa
Penuh dengan kekurangan
Teguran dan peringatan
Mengukuhkan persahabatan

Rahmat dan kasih sayang Allah
Yang Maha Esa
Itulah yang diharapkan
Meredhai kejayaan


Ketulusan memang lebih mudah diucapkan dan dituliskan daripada dipraktekkan sebab ia berasal dari lubuk hati yang paling dalam, yang hanya memberi dan tak pernah berharap akan mendapatkan balasan। Sesungguhnya, dalam sebuah hubungan hanya ada 2 aktivitas utama: mengambil atau memberi ( take or give). Kalau kita senantiasa memberi -apalagi dengan penuh ketulusan- cepat atau lambat kita akan menerima balasannya meski kita sendiri barangkali tidak pernah mengharapkannya. Itu hukum mutlak yang sulit dibantah! Pemberian yang saya maksudkan di sini tidak hanya berupa materi. Kita bisa memberi waktu, perhatian bahkan senyuman kepada orang lain. Seorang sahabat malah berujar kalau senyuman adalah lengkungan kecil yang bisa meluruskan banyak hal. Senyuman bisa seketika mencairkan hubungan yang beku.


Lagipula untuk tersenyum kita hanya memerlukan 14 otot dibandingkan untuk cemberut yang membutuhkan 72 otot. Jika ketulusan masih sulit untuk dipraktekkan, coba hayati nasihat dari seorang Mahaguru Kebenaran, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” Kalau kita ingin orang berlaku jujur terhadap kita, hendaklah kita yang mulai berlaku jujur terhadap mereka. Selanjutnya, belajarlah menerima perbedaan yang ada. Jangan memaksakan orang lain menjadi seperti kita. Ingatlah bahwa setiap manusia adalah unik.

Secara umum, orang merasa senang dengan banyak teman. Manusia memang tidak bisa hidup sendiri, sehingga disebut sebagai makhluk sosial. Tetapi itu bukan berarti, seseorang boleh semaunya bergaul dengan sembarang orang menurut selera nafsunya. Sebab, teman adalah personifikasi diri. Manusia selalu memilih teman yang mirip dengannya dalam hobi, kecenderungan, pandangan, pemikiran. Karena itu, Islam memberi batasan-batasan yang jelas dalam soal pertemanan.

Teman Yang Baik

Teman memiliki pengaruh yang besar sekali. Rasulullah bersabda,“Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa temannya. (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Makna hadits di atas adalah seseorang akan berbicara dan ber-perilaku seperti kebiasaan kawannya. Karena itu beliau Shalallaahu alaihi wasalam mengingatkan agar kita cermat dalam memilih teman. Kita harus kenali kualitas beragama dan akhlak kawan kita. Bila ia seorang yang shalih, ia boleh kita temani. Sebaliknya, bila ia seorang yang buruk akhlaknya dan suka melanggar ajaran agama, kita harus menjauhinya.Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda,
“Jangan berteman, kecuali dengan orang mukmin, dan jangan memakan makan-anmu kecuali orang yang bertakwa.”(HR. Ahmad dihasankan oleh al-Albani)

Termasuk dalam larangan di atas adalah berteman dengan pelaku dosa-dosa besar dan ahli maksiat, lebih-lebih berteman dengan orang-orang kafir dan munafik.Khathabi berkata, “Yang dimaksud dengan jangan memakan makananmu, kecuali orang yang bertakwa adalah dengan cara mengundang mereka dalam suatu jamuan makan. Sebab jamuan makan bisa melahirkan rasa kasih sayang dan cinta di antara yang hadir”.

Adapun makanan yang memang dibutuhkan oleh mereka, maka tidak apa-apa diberikan. Allah berfirman, artinya,

“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.” (QS. Al-Insan: 8).

Dan yang ditawan bisa saja adalah orang-orang kafir.Demikian juga dalam pergaulan yang sifatnya umum seperti bertetang-ga, jual beli dan sebagainya, maka hukumnya masuk dalam hukum mua-malah, di mana kita boleh bermuamalah dengan siapa saja, muslim maupun non muslim.

Ungkapkan Cinta Karena Allah Anas Radhiallaahu anhu meriwayatkan, “Ada seorang laki-laki di sisi Nabi Shalallaahu alaihi wasalam. Tiba-tiba ada sahabat lain yang berlalu. Laki-laki tersebut lalu berkata, “Ya Rasulullah, sungguh saya mencintai orang itu (karena Allah)”. Maka Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bertanya “Apakah engkau telah memberitahukan kepadanya?” “Belum”, jawab laki-laki itu. Nabi bersabda, “Maka bangkit dan beritahukanlah padanya, niscaya akan mengokohkan kasih sayang di antara kalian.” Lalu ia bangkit dan memberitahukan, “Sungguh saya mencintai anda karena Allah.” Maka orang ini berkata, “Semoga Allah mencintaimu, yang engkau mencintaiku karena-Nya.” (HR. Ahmad, dihasankan oleh Al-Albani).

Hal yang harus diperhatikan oleh orang yang saling mencintai karena Allah adalah untuk terus melakukan evaluasi diri dari waktu ke waktu. Adakah sesuatu yang mengotori kecintaan tersebut dari berbagai kepentingan duniawi? Lemah Lembut, Bermuka Manis dan Saling Memberi Hadiah.Paling tidak, saat bertemu dengan teman hendaknya kita selalu dalam keadaan wajah berseri-seri dan menyungging senyum. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda,

“Jangan sepelekan kebaikan sekecil apapun, meski hanya dengan menjum-pai saudaramu dengan wajah berseri-seri.” (HR. Muslim dan Tirmidzi).Dalam sebuah hadis riwayat Aisyah Radhiallaahu anha disebutkan, bahwasanya “Allah mencintai kelemah-lembutan dalam segala sesuatu.” (HR. al-Bukhari).

Dalam hadis lain riwayat Muslim disebutkan “Bahwa Allah itu Maha Lemah-Lembut, senang kepada kelembut-an. Ia memberikan kepada kelembutan sesuatu yang tidak diberikan-Nya kepada kekerasan, juga tidak diberikan kepada selainnya.”Termasuk yang membantu langgengnya cinta dan kasih sayang adalah saling memberi hadiah di antara sesama teman. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda,

“Saling berjabat tanganlah kalian, niscaya akan hilang kedengkian. Saling memberi hadiah lah kalian, niscaya kalian saling mencintai dan hilang (dari kalian) kebencian.” (HR. Imam Malik).

Saling Memberi Nasihat.Dalam Islam, prinsip menolong teman adalah bukan berdasar permintaan dan keinginan hawa nafsu teman. Tetapi prinsip menolong teman adalah keinginan untuk menunjukkan dan memberi kebaikan, menjelaskan kebenaran dan tidak menipu serta berbasa-basi dengan mereka dalam urusan agama Allah. Termasuk di dalamnya adalah amar ma’ruf nahi mungkar, meskipun bertentangan dengan keinginan teman.Adapun mengikuti kemauan teman yang keliru dengan alasan solidaritas, atau berbasa-basi dengan mereka atas nama persahabatan, supaya mereka tidak lari dan meninggalkan kita, maka yang demikian ini bukanlah tuntunan Islam.Berlapang Dada dan Berbaik Sangka

Salah satu sifat utama penebar kedamaian dan perekat ikatan persaudaraan adalah lapang dada. Orang yang berlapang dada adalah orang yang pandai memahami berbagai keadaan dan sikap orang lain, baik yang menyenangkan maupun yang menjengkelkan. Ia tidak membalas kejahatan dan kezhaliman dengan kejahatan dan kezhaliman yang sejenis, juga tidak iri dan dengki kepada orang lain. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda,

“Seorang mukmin itu tidak punya siasat untuk kejahatan dan selalu (berakhlak) mulia, sedang orang yang fajir (tukang maksiat) adalah orang yang bersiasat untuk kejahatan dan buruk akhlaknya.” (HR. HR. Tirmidzi, Al-Albani berkata “hasan”) Karena itu Nabi Shalallaahu alaihi wasalam mengajarkan agar kita berdo’a dengan:

“Dan lucutilah kedengkian dalam hati- ku.” (HR. Abu Daud, Al-Albani berkata ’shahih’)

Termasuk bumbu pergaulan dan persaudaraan adalah berbaik sangka kepada sesama teman, yaitu selalu berfikir positif dan memaknai setiap sikap dan ucapan orang lain dengan persepsi dan gambaran yang baik, tidak ditafsirkan negatif. Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda,

“Jauhilah oleh kalian berburuk sangka, karena buruk sangka adalah pembicaraan yang paling dusta”(HR.Bukhari dan Muslim).

Yang dimaksud dengan berburuk sangka di sini adalah dugaan yang tanpa dasar. Menjaga Rahasia. Setiap orang punya rahasia. Biasa-nya, rahasia itu disampaikan kepada teman terdekat atau yang dipercayainya. Anas Radhiallaahu anhu pernah diberi tahu tentang suatu rahasia oleh Nabi Shalallaahu alaihi wasalam. Anas Radhiallaahu anhu berkata,

“Nabi Shalallaahu alaihi wasalam merahasiakan kepadaku suatu rahasia. Saya tidak menceritakan tentang rahasia itu kepada seorang pun setelah beliau (wafat). Ummu Sulaim pernah menanyakannya, tetapi aku tidak memberitahukannya.” (HR. Al-Bukhari).

Teman dan saudara sejati adalah teman yang bisa menjaga rahasia temannya. Orang yang membeberkan rahasia temannya adalah seorang pengkhianat terhadap amanat. Berkhia-nat terhadap amanat adalah termasuk salah satu sifat orang munafik.

Mohon maaf…jika ada yang tidak berkenan dan merasa tersinggung dengan tulisan saya….

Saya hanya manusia biasa tak luput dari salah dan khilaf…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis tanggapan or komentar Anda pada form dibawah ini, semoga bermanfaat...jazakallah....